Sebelum membahas tentang persoalan judul diatas, izinkan penulis untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya Rika Wd Nasution, saya lahir di Kota Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Pada tanggal 18 Agustus 1999. Saya merupakan seorang kader HmI-Wati Komisariat Justicia UNA Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Kisaran-Asahan, saat ini saya sedang mengikuti ADVANCE TRAINING (LK-III) di BADKO HMI JABODETABEKA-BANTEN.
Advance Training sudah berjalan selama 3 hari, dan hari ini forum LK-III kedatangan pemateri yang bernama Kakanda Dr. Muhammad Sabri, M.A. Beliau membawakan materi dengan tema diatas, saya diberi tugas oleh Master Of Training (MOT) untuk membuat Opini dari setiap materi.
Membahas tentang nilai Pancasila sebagai Ethico-Spiritus, ada beberapa hal yang penulis simpulkan dari penjabaran materi yang disampaikan oleh kakanda Dr. Muhammad Sabri, M.A bahwa, Ada beberapa hal Dimensi Filsafat Pancasila yaitu: Keyakinan (Ontologis), Pengetahuan (Epistemologi), Keteladanan (Aksiologis).
Kemudian didalam Ethico-Spiritus negara-bangsa Indonesia yang terhampar dalam ladang subur kearifan tradisi agama-agama, bahwa Ikhtiar menggali, menemukenali, dan Kontekstualisasi adalah sumber mutiara dari Pancasila. Ada 5 isu strategis Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) yaitu:
- Penguatan wawasan Pancasila
- Inklusi sosial
- Kesejahteraan Sosial
- Pembudayaan Pancasila
- Keteladanan Pancasila
Menurut penulis sendiri mengenai judul diatas yaitu, ditengah era keterbukaan informasi digital, radikal terorisme dan perpecahan yang dipicu dengan adanya unsur SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan) bahwa minimnya pemahaman terhadap Pancasila sebagai common platfrom, berbangsa dan bernegara membuat bangsa Indonesia sangat gampang dipecah.
Posting Komentar