Politikrakyat.com - Aswaja dikenal sebagai ajaran Islam yang mengedepankan pemahaman moderat dan toleransi dalam menjalankan kehidupan beragama. Ajaran ini memiliki prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan bagi pengikutnya. Dalam hal ini, terdapat 3 golongan Aswaja yang utama yang perlu dipahami secara mendalam, yaitu Ahlu Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah.
Dalam artikel ini, kami akan membahas pengertian Aswaja secara umum, prinsip-prinsip yang menjadi dasar dari ajaran Aswaja, serta pemahaman yang lebih mendalam mengenai setiap golongan dalam Aswaja. Dengan memahami hal ini, diharapkan pembaca bisa mengerti dan menerapkan ajaran Aswaja secara lebih baik dan benar.
Mari kita bahas lebih lanjut mengenai pengertian Aswaja, prinsip-prinsipnya, serta pemahaman mendalam mengenai 3 golongan Aswaja yang utama.
Pengertian Aswaja
Aswaja adalah singkatan dari Ahlu Sunnah Wal Jama’ah, yang merupakan kelompok umat Islam yang memegang teguh prinsip-prinsip ajaran Islam serta menjunjung tinggi kesatuan dalam bermasyarakat dan bernegara. Aswaja juga dikenal sebagai kelompok Sunni, yang merupakan kelompok terbesar di dunia Islam.
Pemahaman yang mendalam terhadap Aswaja sangat penting, karena ajaran ini memiliki sejarah yang panjang di Indonesia dan telah mempengaruhi kebudayaan serta kehidupan masyarakat Indonesia. Aswaja sendiri memiliki prinsip-prinsip yang menjadi dasar dari ajarannya, di mana setiap golongan yang ada di dalamnya memiliki pemahaman yang berbeda-beda.
Sejarah Aswaja bermula dari masa Rasulullah SAW dan para sahabat beliau yang menjadi contoh yang harus diikuti oleh umat Islam. Aswaja muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, di mana beliau menetapkan sistem pemerintahan yang dipercayai sebagai dasar ajaran Aswaja. Pada perkembangannya, Aswaja di Indonesia dipelopori oleh ulama besar seperti Sheikh Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari, dan KH Ahmad Syafii Maarif.
“Aswaja memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam, yang menjadi landasan bagi terciptanya kehidupan yang damai dan harmonis di Indonesia,” kata KH Ahmad Syafii Maarif.
Pemahaman Aswaja sangat penting bagi umat Islam di Indonesia, karena ajaran ini dapat menjadi pemersatu dalam beragam perbedaan yang ada di masyarakat. Dalam Aswaja, terdapat tiga golongan utama, yaitu Ahlu Sunnah Wal Jama’ah (ASWAJA), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah, masing-masing dengan prinsip-prinsip dan pemahaman yang berbeda-beda.
Prinsip-prinsip Aswaja
Aswaja adalah singkatan dari Ahlu Sunnah Wal Jama'ah yang mengacu pada golongan para pengikut Rasulullah yang tetap berpegang pada sunnah, berjamaah, dan menetapkan akidah yang sesuai dengan ajaran Islam yang murni. Adapun prinsip-prinsip Aswaja didasarkan pada pemahaman terhadap Alquran dan As Sunnah dengan metode yang sejalan dengan pemahaman para salafus shalih (generasi terbaik umat Islam).
Prinsip-prinsip Aswaja meliputi akidah, syariah, dan akhlak. Akidah yang dipegang oleh Aswaja adalah aqidah yang bersumber dari Alquran dan As Sunnah dengan penjelasan yang dipahami oleh para salaf.
Syariah dalam Aswaja mengacu pada pemahaman terhadap hukum-hukum Islam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari secara proporsional dan kontekstual.
Akhlak dalam Aswaja menggambarkan sebagai manusia yang berakhlak baik, mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, dan saling menghargai sesama manusia dengan asas tolong menolong, hormat menghormati, serta saling membantu.
Prinsip-prinsip Aswaja menjadi landasan bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang setiap golongan yang ada di dalamnya. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, pengikut Aswaja akan mampu menempatkan diri sesuai dengan golongan yang mereka anut dengan penuh keyakinan dan pemahaman yang mendalam.
Golongan Ahlu Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA)
Golongan Ahlu Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA) merupakan salah satu golongan utama dalam ajaran Aswaja. ASWAJA memegang prinsip-prinsip yang kuat dan mengajarkan tentang kemurnian agama. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang ajaran dan prinsip-prinsip ASWAJA sangatlah penting bagi umat muslim.
ASWAJA mengajarkan bahwa pengertian yang benar tentang ajaran Islam harus didasarkan pada Qur'an dan Hadits. Hal ini memastikan bahwa ajaran yang diikuti sesuai dengan ajaran asli yang diterima oleh Rasulullah dan para shahabatnya. Selain itu, ASWAJA menekankan pentingnya menjaga kesatuan umat Islam dan memperkuat keimanan dengan intensif melakukan ibadah.
Keutamaan dari golongan ASWAJA adalah kemurnian ajaran Islam, baik dari segi kepercayaan maupun ibadah. Salah satu prinsip ASWAJA adalah menjaga kemurnian ajaran Islam dan menghindari pemahaman-pemahaman yang menyimpang dari ajaran Rasulullah dan para sahabatnya.
Pemahaman yang mendalam tentang ASWAJA dapat membantu umat muslim memahami ajaran Islam secara utuh. Oleh karena itu, pemahaman yang benar tentang ajaran ASWAJA sangatlah penting untuk memastikan bahwa umat muslim tidak tersesat dalam menjalankan agama mereka.
Golongan Nahdlatul Ulama (NU)
Golongan Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu golongan dalam ajaran Aswaja yang memiliki peran penting bagi masyarakat Indonesia. NU didirikan pada awal abad ke-20 oleh seorang ulama terkemuka bernama Hasyim Asy'ari. Sejak itu, NU telah menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Ajaran NU berfokus pada prinsip keagamaan yang bertumpu pada persaudaraan, kebersamaan dan keadilan sosial. Dalam hal ini, NU menganut pemahaman yang lebih moderat dan toleran. NU mengajarkan bahwa Islam adalah agama damai dan bukan agama kekerasan.
NU juga mengutamakan pendidikan sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran keagamaan dan sosial masyarakat. Oleh karena itu, NU memiliki lembaga pendidikan yang sangat besar di seluruh Indonesia seperti pesantren dan madrasah yang membantu meningkatkan pendidikan di daerah-daerah terpencil.
"NU menganut pemahaman yang lebih moderat dan toleran."
Golongan NU juga sangat menghormati ajaran yang berasal dari Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka percaya bahwa ajaran ini adalah bahan dasar yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. NU juga mencoba memperkuat persatuan antar umat Muslim, serta hubungan dengan umat non-Muslim, dengan cara meningkatkan dialog antarumat beragama.
NU telah berkontribusi besar dalam sejarah Indonesia pada masa kemerdekaan, ketika mereka memainkan peran penting dalam melawan penjajahan. NU juga memainkan peran penting dalam memperjuangkan hak-hak sosial dan politik yang adil bagi masyarakat Indonesia.
Secara keseluruhan, NU memiliki peran penting dalam pembentukan budaya masyarakat Indonesia yang sangat heterogen. Mereka memiliki pemahaman dan ajaran yang jelas, dan mampu memungkinkan umat Islam di Indonesia untuk hidup harmonis dengan umat lainnya. Karena itulah, NU tetap menjadi salah satu organisasi Islam terbesar dan terpenting di Indonesia saat ini.
Golongan Muhammadiyah
Golongan Muhammadiyah adalah salah satu golongan utama dalam ajaran Aswaja. Berbeda dengan golongan Ahlu Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA) dan Nahdlatul Ulama (NU) yang lebih menekankan pada tradisi keagamaan dan kultural, golongan Muhammadiyah lebih memfokuskan pada aspek keilmuan dalam agama Islam. Golongan ini didirikan oleh Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1912 dengan tujuan untuk memurnikan ajaran Islam dari bid'ah (innovasi dalam agama) dan syirik (menyekutukan Tuhan).
Muhammadiyah memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan dua golongan lainnya dalam Aswaja, yaitu tauhid (keyakinan pada keesaan Tuhan), risalah (keyakinan pada kenabian Muhammad), dan akhirat (keyakinan pada hari kiamat). Namun, golongan ini memiliki beberapa perbedaan dalam pemahaman terhadap beberapa aspek dalam agama Islam.
Muhammadiyah lebih menonjolkan konsep ijtihad (upaya pemikiran untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah agama) dan kepemimpinan yang ditunjuk berdasarkan kemampuan, bukan garis keturunan. Golongan ini juga mendukung adanya perubahan dan perkembangan dalam masyarakat Islam, serta menolak pemikiran yang menganggap Islam sebagai agama yang kaku dan konservatif.
Namun, golongan Muhammadiyah pernah mengalami kontroversi terkait pandangan mereka mengenai hukum Islam. Beberapa golongan masyarakat menilai bahwa pandangan Muhammadiyah terlalu liberal dalam melihat hukum-hukum Islam, sehingga menjadikan golongan ini dianggap tidak mengikuti tradisi Islam yang sebenarnya.
Meskipun demikian, golongan Muhammadiyah terus berkembang dan membentuk lembaga-lembaga kemasyarakatan yang berperan dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial. Hal ini membuktikan bahwa golongan Muhammadiyah memiliki peranan yang penting dalam perkembangan Islam di Indonesia.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Aswaja merupakan salah satu ajaran Islam yang memiliki prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan bagi pemahaman yang lebih mendalam mengenai setiap golongannya. Tiga golongan utama dalam Aswaja, yaitu Ahlu Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah, memiliki sejarah, ajaran, dan pemahaman yang berbeda-beda.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa Aswaja juga memiliki kontroversi di kalangan masyarakat. Meskipun demikian, perkembangan Aswaja terus berjalan dan mampu bertahan hingga saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa Aswaja tetap menjadi ajaran yang relevan dan penting bagi masyarakat Indonesia.
Posting Komentar