Kepala BPBD Wonogiri: Waduk Gajah Mungkur Alami Penurunan Debit Air

Kepala BPBD Wonogiri: Waduk Gajah Mungkur Alami Penurunan Debit Air

Depok, Jawa Barat, 15 September 2023 - Kepala BPBD Wonogiri, Trias Budiono, mengungkapkan bahwa Waduk Gajah Mungkur mengalami penurunan debit air sekitar lima cm setiap harinya selama kemarau panjang. Kabar ini diterima dari pihak pengelola, Perum Jasa Tirta (PJT) 1, setelah berkoordinasi.

"Terus terang ini kan kemarau panjang kita sudah koordinasi dengan PJT 1 pengelola waduk. Kemarin kita konsultasi di pertengahan Agustus itu air di waduk setiap hari berkurang sekitar lima cm," ujar Trias Budiono ketika dihubungi Republika pada Jumat, 15 September 2023.

Waduk Gajah Mungkur bukan hanya digunakan sebagai sumber air, tetapi juga sebagai sumber air bagi PDAM dan pembangkit tenaga listrik. Namun, jika hujan tidak turun hingga Oktober mendatang, kemungkinan pembangkit listrik akan dihentikan.

Fendri Ferdian, Kepala Sub Divisi Jasa ASA III/1 PJT I, menyikapi situasi kemarau panjang dan potensi El Nino yang dapat menyebabkan bencana kekeringan di beberapa daerah. Dia mengungkapkan bahwa hingga Sabtu, 9 September 2023, elevasi Waduk Gajah Mungkur tercatat sekitar 130,18 meter, yang masih dalam kategori aman.

"Elevasi masih dalam kategori aman karena batas elevasi operasional terendah adalah 127 meter. Artinya, debit air juga masih aman untuk operasional, seperti pengoperasian turbin PLTA Wonogiri dan irigasi," jelas Fendri.

PJT I terus mengoptimalkan pemanfaatan Waduk Gajah Mungkur serta menjaga operasionalnya. Mereka juga telah berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait, termasuk Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, untuk mengantisipasi kekeringan di Bendungan Wonogiri.

Fendri menambahkan bahwa ada kesepakatan untuk memperpanjang periode irigasi hingga 15 Oktober, sebagai respons terhadap tanaman yang masih berlangsung meskipun seharusnya berakhir pada 30 September. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan teknis dan kondisi elevasi air di bendungan.

Selain itu, penurunan volume tampungan bendungan telah terjadi sejak 1980 hingga 2022, disebabkan oleh sedimentasi. PJT I telah melakukan operasional pemeliharaan dengan mengeruk sedimen menggunakan alat berat dan kapal keruk yang dioperasikan oleh BBWS Bengawan Solo untuk mengoptimalkan kapasitas bendungan.

Yulia Puspita, Kepala Sub Divisi Humas dan Informasi Publik PJT I, menambahkan bahwa PJT I juga memberikan bantuan air bersih untuk masyarakat di beberapa wilayah yang mengalami kekeringan selama musim kemarau panjang. Bantuan air bersih disalurkan melalui truk tangki dan bekerjasama dengan BPBD setempat, seperti di Sragen, Ngawi, dan Lamongan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama